Fungsi Kamera Sebagai Alat Optik
Alat Optik Fisika (Kamera, Lup, Teropong, dan Mikroskop)
Pada postingan sebelumnya, kita telah membahas pengertian alat optik dan
salah satu contoh alat optik yakni mata. Kali ini, kita akan membahas
tentang jenis alat optik lainnya.
Pemfokusan
dilakukan dengan mengatur jarak lensa dengan film. Perubahan jarak benda
mengakibatkan perubahan jarak bayangan pada film oleh karena itu lensa kamera
perlu digeser agar bayangan tetap jatuh pada film. Hal ini terjadi karena jarak
fokus lensa kamera tetap. Dari rumus umum optik, jika jarak fokus tetap, maka
perubahan jarak benda (So) akan diikuti oleh perubahan jarak bayangan (Si).
Lensa positif, membiaskan cahaya dan membentuk bayangan nyata, terbalik dan diperkecil. Diafragma mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera dengan mengubah ukuran aperturenya. Film merupakan media yang menangkap bayangan nyata yang dibentuk oleh lensa.
Agar bayangan selalu jatuh pada film karena letak benda yang berubah, maka dapat diatur dengan menggeser jarak lensa terhadap filmnya. Dengan So sebagai jarak benda dalam meter, Si sebagai jarak bayangan dalam meter, dan F sebagai titik fokus lensa
a. Mata Berakomodasi Maksimum
1/f = 1/So + 1/-Sn
Perbesaran sudut atau perbesaran angular M = (PP/f) + 1
• Si = -PR
Perbesaran sudut
M = PP/f
M = perbesaran sudut
Prinsip utama pembentukan bayangan pada teropong adalah: lensa obyektif membentuk bayangan nyata dari sebuah obyek jauh dan lensa okuler berfungsi sebagai lup. Dengan demikian cara mengamati obyek apakah mau dengan cara berakomodasi maupun tidak berakomodasi tergantung dari posisi lensa okulernya. Oleh karena itu jarak antara obyektif dan okuler dapat diubah-ubah. Panjang teropong adalah jarak antara lensa obyektif dan lensa okulernya.
1. Teropong Bintang
Teropong bumi digunakan untuk mengamati obyek-obyek yang jauh dipermukaan bumi. Teropong ini akan menghasilkan bayangan yang nampak lebih jelas, lebih dekat dan tidak terbalik. Teropong bumi terdiri dari tiga lensa positif dan salah satunya berfungsi sebagai pembalik bayangan. Pembentukan bayangan pada alat ini dapat dilihat dalam gambar berikut.
Pada pengamatan tanpa berakomodasi maka panjang teropong adalah :
LUP sebagai alat yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda kecil memiliki keterbatasan. Untuk itu diperlukan alat optik yang memiliki kemampuan untuk memperbesar bayangan hingga berlipat-lipat. Alat ini dikenal dengan nama mikroskop. Mikroskop yang paling sederhana menggunakan kombinasi dua buah lensa positif, dengan panjang titik fokus obyektif lebih kecil daripada jarak titik fokus lensa okuler.
M = M(Ob) + M(Ok)
M = (S’(Ob) / S(Ok) ) X (PP/ f(Ok) + 1)
Keterangan: S(Ob) = Jarak benda lensa obyektif dalam meter
S’(Ob) = Jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
PP = titik dekat pengamat dalam meter f(Ok) = panjang fokus lensa okuler dalam meter
Keterangan:
d = panjang mikroskop dalam meter
- KAMERA
Kamera merupakan alat optik yang
dapat memindahkan/mengambil gambar dan menyimpannya dalam bentuk file, film
maupun print-out. Kamera menggunakan lensa positif dalam membentuk bayangan.
Sifat bayangan yang dibentuk kamera adalah nyata, terbalik, dan diperkecil.
- Lensa cembung
- Film
- Diafragma
- Aperture
Bagaimanakah
pembentukan bayangan pada kamera?
Lensa positif, membiaskan cahaya dan membentuk bayangan nyata, terbalik dan diperkecil. Diafragma mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera dengan mengubah ukuran aperturenya. Film merupakan media yang menangkap bayangan nyata yang dibentuk oleh lensa.
Agar bayangan selalu jatuh pada film karena letak benda yang berubah, maka dapat diatur dengan menggeser jarak lensa terhadap filmnya. Dengan So sebagai jarak benda dalam meter, Si sebagai jarak bayangan dalam meter, dan F sebagai titik fokus lensa
Perbandingan Kamera dan Mata
Kamera
|
Mata
|
Keterangan
|
Lensa
|
Lensa
|
Lensa cembung
|
Diafragma
|
Iris
|
Mengatur besar kecilnya lubang cahaya
|
Aperture
|
Pupil
|
Lubang tempat masuknya cahaya
|
Film
|
Retina
|
Tempat terbentuknya bayangan
|
Secara umum bagian-bagian kamera sama dengan
bagian-bagian mata, namun kedua alat ini memiliki perbedaan dalam hal
menempatkan bayangan pada retina/film, perbedaannya adalah:
- mata menggunakan daya akomodasi
- kamera menggunakan pergeseran lensa
- LUP
Sebagaimana
namanya, lup memiliki fungsi untuk memperbesar bayangan benda. Lup adalah lensa
cembung yang digunakan untuk mengamati benda-benda kecil agar nampak lebih
besar. Bayangan yang dibentuk oleh lup memiliki sifat: maya, tegak,
dan diperbesar. Untuk itu benda harus diletakkan di Ruang I atau
daerah yang dibatasi oleh fokus dan pusat lensa atau cermin (antara f dan O),
dimana So < f.
Ada dua cara
bagaimana menggunakan lup yaitu:
a. Dengan cara mata berakomodasi maksimum.
b. Dengan cara
mata tidak berakomodasi.
a. Mata Berakomodasi Maksimum
Mata berakomodasi maksimum yaitu
cara memandang obyek pada titik dekatnya (otot siliar bekerja maksimum untuk
menekan lensa agar berbentuk secembung-cembungnya).
Pada penggunaan lup dengan mata berakomodasi maksimum, maka yang perlu diperhatikan adalah:
Pada penggunaan lup dengan mata berakomodasi maksimum, maka yang perlu diperhatikan adalah:
- bayangan yang dibentuk lup harus berada di titik dekat mata / Punctum Proksimum (PP)
- benda yang diamati harus diletakkan di antara titik fokus dan lensa
- kelemahan : mata cepat lelah
- keuntungan : perbesaran bertambah (maksimum)
- Sifat bayangan : maya, tegak, dan diperbesar
b. Mata Tak
Berakomodasi
Mata tak berakomodasi yaitu cara
memandang obyek pada titik jauhnya (yaitu otot siliar tidak bekerja/rileks dan
lensa mata berbentuk sepipih-pipihnya).
Pada penggunaan lup dengan mata tak berakomodasi, maka yang perlu diperhatikan adalah:
Pada penggunaan lup dengan mata tak berakomodasi, maka yang perlu diperhatikan adalah:
- maka lup harus membentuk bayangan di jauh tak hingga
- benda yang dilihat harus diletakkan di titik fokus (So = f)
- keuntungan : mata tak cepat lelah
- Kerugian : perbesaran berkurang (minimum)
Perhitungan
a. Pada mata berakomodasi
maksimum
• Si = -PP = -Sn
1/f = 1/So + 1/-Sn
Perbesaran sudut atau perbesaran angular M = (PP/f) + 1
b. Pada mata tak berakomodasi
• So = f
Perbesaran sudut
M = PP/f
M = perbesaran sudut
PP = titik dekat mata dalam meter
f = Jarak focus lup dalam meter
- TEROPONG
Berdasarkan fungsinya teropong dibagi menjadi:
1. teropong bintang
2. teropong bumi
3. teropong panggung
Prinsip utama pembentukan bayangan pada teropong adalah: lensa obyektif membentuk bayangan nyata dari sebuah obyek jauh dan lensa okuler berfungsi sebagai lup. Dengan demikian cara mengamati obyek apakah mau dengan cara berakomodasi maupun tidak berakomodasi tergantung dari posisi lensa okulernya. Oleh karena itu jarak antara obyektif dan okuler dapat diubah-ubah. Panjang teropong adalah jarak antara lensa obyektif dan lensa okulernya.
1. Teropong Bintang
Teropong
bintang digunakan untuk mengamati obyek-obyek yang ada di langit (bintang).
Teropong bintang terdiri dari sebuah lensa cembung yang berfungsi sebagai lensa
obyektif dengan diameter dan jarak fokus besar, sedangkan okulernya adalah
sebuah lensa cembung dengan jarak fokus pendek.
2. Teropong Bumi
Teropong bumi digunakan untuk mengamati obyek-obyek yang jauh dipermukaan bumi. Teropong ini akan menghasilkan bayangan yang nampak lebih jelas, lebih dekat dan tidak terbalik. Teropong bumi terdiri dari tiga lensa positif dan salah satunya berfungsi sebagai pembalik bayangan. Pembentukan bayangan pada alat ini dapat dilihat dalam gambar berikut.
Panjang teropong bumi adalah panjang
fokus lensa obyektif ditambah 2 kali jarak fokus lensa pembalik dan panjang
fokus lensa okuler. Dengan rumus : d = fOb + 4 fp + fOk
3.
Teropong
Panggung
Teropong
panggung adalah teropong yang mengkombinasikan antara lensa positif dan lensa
negatif. Lensa negatif digunakan sebagai pembalik dan sekaligus sebagai okuler.
Sifat bayangan yang terbentuk adalah maya, tegak, dan diperkecil.
Prinsip kerja
teropong panggung adalah sinar sejajar yang masuk ke lensa obyektif membentuk
bayangan nyata tepat di titik fokus obyektif. Bayangan ini akan berfungsi
sebagai benda maya bagi lensa okuler. Dan oleh lensa okuler akan dibentuk
bayangan yang dapat dilihat oleh mata.
Pada pengamatan tanpa berakomodasi maka panjang teropong adalah :
d = f (Ob) – f (Ok)
d = panjang teropong dalam meter
f (Ob) = panjang fokus lensa obyektif dalam
meter
f (Ok) = panjang fokus lensa okuler dalam meter
- MIKROSKOP
LUP sebagai alat yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda kecil memiliki keterbatasan. Untuk itu diperlukan alat optik yang memiliki kemampuan untuk memperbesar bayangan hingga berlipat-lipat. Alat ini dikenal dengan nama mikroskop. Mikroskop yang paling sederhana menggunakan kombinasi dua buah lensa positif, dengan panjang titik fokus obyektif lebih kecil daripada jarak titik fokus lensa okuler.
Prinsip Kerja:
Prinsip kerja
mikroskop adalah obyek ditempatkan di ruang dua lensa obyektif sehingga
terbentuk bayangan nyata terbalik dan diperbesar. Lensa okuler mempunyai peran
seperti lup, sehingga pengamat dapat melakukan dua jenis pengamatan yaitu
dengan mata tak berakomodasi atau dengan mata berakomodasi maksimum. Pilihan
jenis pengamatan ini dapat dilakukan dengan cara menggeser jarak benda terhadap
lensa obyektif yang dilakukan dengan tombol soft adjustment (tombol
halus yang digunakan untuk menemukan fokus). Kegiatan berikut ini akan
memperlihatkan pembentukan bayangan pada mikroskop.
Pembentukan Bayangan pada Mikroskop
a. Pengamatan
menggunakan mikroskop dengan mata berakomodasi maksimum.
Pengamatan ini
menempatkan bayangan akhir (bayangan lensa okuler) maya pada titik dekat
pengamat (PP). Perbesaran mikroskop pada pengamatan ini adalah:
M = M(Ob) + M(Ok)
Keterangan: S(Ob) = Jarak benda lensa obyektif dalam meter
S’(Ob) = Jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
PP = titik dekat pengamat dalam meter f(Ok) = panjang fokus lensa okuler dalam meter
b. Pengamatan
menggunakan mikroskop dengan mata tidak berakomodasi.
Pengamatan ini menempatkan bayangan akhir (bayangan
lensa okuler) maya pada titik jauh pengamat (PR).Perbesaran mikroskop pada
pengamatan ini adalah:
M = (S’(Ob) / S(Ok) ) X (PP/ f(Ok) )
S(Ob) = Jarak benda lensa obyektif dalam meter
M = (S’(Ob) / S(Ok) ) X (PP/ f(Ok) )
S(Ob) = Jarak benda lensa obyektif dalam meter
S’(Ob) = Jarak bayangan lensa obyektif dalam
meter
PP = titik dekat pengamat dalam meter
f(Ok)
= panjang fokus lensa okuler dalam meter
Panjang Mikroskop
Panjang
mikroskop diukur dari jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler. Untuk
masing-masing jenis pengamatan, panjang mikroskop dapat dihitung dengan cara
yang berbeda.
A. Mata berakomodasi maksimum
d = Si(Ob)
+ So(Ok)
B. Mata tak berakomodasi
d = Si(Ob)
+ f(Ok)
Keterangan:
d = panjang mikroskop dalam meter
Si(Ob) = jarak bayangan lensa obyektif
dalam meter
So(Ok) = jarak benda lensa okulerdalam
meter
f(Ok) = jarak fokus lensa okuler dalam meter.
Komentar
Posting Komentar